Pages - Menu

Senin, 05 Desember 2016

MODUL SERVICE REFRIGRASI

KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN
MODUL SERVICE REFRIGRASI
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Dibimbing oleh Bapak Dr. Hary Suswanto,ST., MT


 


Oleh :
Candrarani Ghassani
NIM (150534602262)
2015 / Off-C



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Maret 2016

BAB I
PENDAHULUAN


Deskripsi  Kepenulisan
Modul ini diharapkan dapat dijadikan sebagai buku teks dasar bagi para teknisi dan praktisi di dunia refrijerasi dan pengkondisian udara. Sebagai buku teks dasar bagi para teknisi lapangan pada level SMK, maka penyajian buku ini dibuat sederhana dimulai dengan gejala fisik dan hukum-hukum fisik yang berkaitan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan praktis yang terjadi di lapangan pekerjaan.

Buku ini disajikan secara berurutan, dimulai dari yang mudah menuju ke yang lebih
komplek.  Modul ini menyajikan tentang pemeliharan Refigrasi.




BAB II
MATERI

2.1 Peralatan Service
Peralatan service adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan pengujian atau pengukuran yang digunakan oleh seorang mekanik atau serviceman ketika melakukan pekerjaan service atau pemeliharaan. Peralatan yang terpenting adalah Gauge Manifold atau sering pula disebut sebagai Service Manifold. Service Manifold mepunyai sepasang pressure gauge, masingmasing untuk mengukur tekanan pada sisi tekanan rendah (biasanya dengan warna biru) dan sisi tekanan tinggi (dengan warna merah). Pada setiap sisi gauge dilengkapi dengan katub manual (Hand Valve) yang berfumgsi untuk membuka dan menutup tiga macam saluran yang ada pada manifold-nya. Pada ketiga saluran ini dilengkapi dengan tiga buah house (selang) yang fleksibel, yaitu warna biru untuk saluran tekanan rendah, warna merah untuk saluran tekanan tinggi dan kuning untuk saluran yang terdapat ditengahnya. Gambar 13.1. memperlihatkan Gauge Manifold lengkap dengan house-nya (selang).






Ketiga ‘flexible house’ tersebut terbuat dari selang karet kualitas tinggi dilengkapi dengan ‘flare fitting’ berukuran ¼ inchi. Pada flare fitting tersebut terdapat gasket penahan kebocoran terbuat dari bahan karet sintetik sehingga sambungan dengan flare fitting tersebut dapat menahan tekanan tinggi hanya walaupun pengencangan hanya dengan menggunakan kekuatan jari tangan. Gambar
2.2 memperlihatkan desain dan konstruksi selang fleksibel . Ujung yang bertanda A merupakan sambungan dengan eksternal flare yang harus dipasangkan ke saluran pada servive manifold, sedang ujung bertanda B dipasang pada katub servive kompresor. Potongan konstruksi dinding selang diperlihatkan pada ujung bertanda C. Personil mekanik atau serviceman harus memahami bagaimana cara menggunakan gauge dan service manifold ini dengan baik.





Untuk keperluan service dan pengujian (pengukuran) tekanan, service manifold ini lazimnya dipasangkan pada katub service kompresor untuk memperoleh tekanan sistem refrigerasi pada sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi. Disamping itu, dapat digunakan pula untuk keperluan service lainnya seperti membuang dan menambah refrigeran ke dalam sistem, membuang udara dari dalam sistem dan by- passing tekanan dari sisi tekanan tinggi ke tekanan rendah. Gambar 13.3 memperlihatkan gambar skematik servive manifold. Pada dasarnya Service manifold terdiri dari coumpound gauge pressure dan high pressure gauge yang terpasang pada suatu manifold yang dilengkapi dengan hand valve yang berfungsi untuk mengisolir saluran tengah manifold atau membuka saluran yang terdapat di kiri dan kanan manifold. Desian konstruksi seperti ini memungkinkan aliran refrigeran secara penuh ke pressure gaugesetiap saat. Gambar 13.4 memperlihatkan konstruksi Service Manifold.




Low Pressure Compound Gauge, memiliki skala positif dan skala negatif (di bawah tekanan atmosfir). Pressure gauge ini digunakan untuk mengukur tekanan pada sisi evaporator atau dipasang pada sisi Suction Service Valve (SSV). Sedang High pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan pada sisi kondenser atau dipasang pada Discharge Service Valve (DSV).



Untuk dapat memasang service manifold dengan prosedur yang benar maka diperlukan pemahaman tentang konstruksi dan pengaturan service valve. Ada tiga macam service valve, yaitu :
1. Suction Service Valve (SSV) yang dipasang pada sisi Suction kompresor
2. Discharge Service Valve (DSV) yang dipasang pada sisi Discharge kompresor
3. Liquid Receiver Service Valve (LRSV) yang dipasang pada sisi liquid receiver. Suction dan Discharge service valve mempunyai sepasang pengaturan katub yang lazim disebut sebagai “front seating’ dan “back seating” sehingga memungkinkan service manifold dipasang pada service valve tersebut. Sedang liquid receiver service valve biasanya hanya mempunyai satu pengaturan katub. Gambar 1.5 memperlihatkan diagram skematik untuk katub service kompresor.

 Pada prakteknya hampir semua katub service didesain dengan rangka dari kuningan dan spindel pengaturan katub dari baja. Spindle baja ini cenderung berkarat sehingga dapat merusak pakingnya. Oleh karena itu setiap kali akan memutar atau mengatur spindle stem, selalu bersihkan permukaannya dan dianjurkan sebelum dan sesudahnya selalu memberi pelumasan dengan oli refrigeran. Oli refrigeran yang digunakan harus sesuai dengan oli refrigeran yang digunakan pada sistem refrigerasinya. Pada prakteknya, setelah digunakan beberapa waktu lamaya maka katub sewrvice ini akan bocor sehingga perlu diganti baru.


Gambar 1.7 berikut ini meperlihatkan konstruksi katub service kompresor, di mana katubnya berada pada posisi back seated.

 
















Karena katub service ini begitu penting bagi seorang serviceman, maka perlu penanganan yang ekstra hati-hati untuk menjaga katub dari kerusakan, antara lain:

 - Sebelum memutar ‘valve stem’, kendorkan sedikit baut paking (5)
- Gunakan kunci ratchet yang sesuai.
- Jangan menekan spindle katub (3) pada dudukannya terlalu keras hingga dapat merusakkannya.
- Beri oli refrigeran yang sesuai pada ‘valve stem’-nya.
 - Jangan lupa mem-back seat katub service sebelum melepas service manifold
. - Bila selesai jangan lupa mengencangkan kembali baut paking (5).

Gambar 1.8 memperlihatkan konstruksi liquid receiver service valve. Liquid receiver service valve biasanya merupakan ‘angle valve’ dan hanya mempunyai satu posisi pengaturan. Tetapi untuk sistem berkapasitas besar liquid receiver service valve mempunyai tiga saluran seperti halnya katub service kompresor sehingga memungkinkan serviceman melakukan pengisian liquid refrigeran melalui katub ini.


 



Penggunaan Service Manifold
Petunjuk:
1. Ambil service manifold, kalibrasi lagi posisi jarum pada angka nol.
2. Pelajari sistem skalanya pada kedua pressure gauge.
3. Periksa hand valve-nya, yakinkan dalam keadaan baik
4. Ikuti prosedur yang berlaku
Alat & Bahan
1. Service Manifold
2. Ratchet spanner
3. Kunci Pas
4. Commercial Refrigeration Trainer set
Prosedur Memasanag Service Manifold:
1. Periksa posisi spindle katub, yakinkan bahwa posisi katub pada back seated.
2. Buka tutup gauge plug
3. Sebelum service manifold dipasang pada gauge port, yakinkan bahwa posisi kedua hand valve tertutup
4. Pasang baut flare fitting pada selang warna biru ke suction service valve dengan kekuatan jari tangan, biarkan sedikit kendor dan baut flare fitting pada selang warna merah ke discharge service valve. Baut flare fitting pada selang warna kuning di pasang ke tabung refrigeran.
5. Buka katub pada tabung refrigeran dua putaran, dan buka hand valve service manifold (2 putaran) biarkan udara yang ada di dalam selang dihalau keluar beberapa saat ( 7 detik) oleh refrigeran, melalui ujung baut flare fitting yang kendor dan kemudian kencangkan bautnya.
6. Putar spindle katub service SSV dua putaran maju (crack) sehingga muncul tekanan pada compound pressure gauge.
7. Putar spindle katub service DSV dua putaran maju (crack) sehingga muncul tekanan pada high pressure gauge.
8. Pemasangan service manifold selaesai

Prosedur Melepas Service Manifold:
1. Back seated kedua katub service kompresor
2. buka baut fare fitting pada SSV dan DSV. Hati-hati terhadap senburan sisa refrigeran yang ada di dalam selang. Bila perlu gunakan kaos tangan.
3. Pasang kembali tutup gauge plug
4. Pasang kembali baut flare fitting merah dan biru pada posisi penyimpanannya.

 














Prosedur berbagai pekerjaan service setelah service manifold terpasang pada sistem refrigerasi.

 1. Memeriksa tekanan kerja sistem
    Tutup katub (hand valve) A dan katub B
    Cracking open katub C (SSV) dan katub D (DSV)

 2. Mengisi gas refrigeran ke dalam sistem
     Hubungkan tabung refrigeran ke port E
    Buka katub A dan tutup katub B
    Crack open katub D perlahan-lahan

3. Membuang udara yang terjebak di dalam kondeser
Tutup katub A dan buka katub B
Cracking open katub C

4. Mengisi liquid refrigeran ke dalam sistem
 - Hubungkan silinder refrigeran (dibalik) ke E
- Tutup katub A dan buka tutup B
- Mid seated katub C

5. Pengujian kebocoran
- Tutup port E dengan seal cup
- Buka katub A dan katub B
- Back seated katub C kemudian cracking
- Mid seated katub D

6. Menambah oli refrigeran ke dalam kompresor
- Hubungkan cuplai oli ke port E
- Buka katub A dan tutup katub B
- Putar katub D

2.3 Pengujian Kebocoran dan Tekanan
 Seperti telah kita ketahui, untuk memperoleh efek refrigerasi diperlukan sebuah sistem refrigerasi. Sistem Kompresi uap mempunyai efisiensi tinggi. Oleh karena itu sistem kompresi gas lebih banyak pemakainya. Sistem Kompresi uap merupakan mesin refrigerasi yang berisi fluida penukar kalor (refrigeran) yang bersirkulasi terus menerus. Selama bersirkulasi di dalam unitnya maka refrigeran tersebut akan selalu mengalami perubahan wujud dari gas ke liquid dan kembali ke gas akibat proses perubahan suhu dan tekanannya karena adanya efek kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi refrigeran.

Sesuai dengan proses yang terjadi di dalam siklus refrigerasinya maka sistem refrigerasi kompresi uap mempunyai 4 komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, yaitu : (i) Evaporator untuk proses evaporasi liquid refrigeran. (ii) Kompresor untuk meningkatkan tekanan gas refrigeran dari sisi tekanan rendah kompresor (kompresi). (iii) Kondenser untuk proses kondensasi gas refrigeran. (iv) Katub ekspansi untuk menurunkan tekanan liquid refrigeran yang akan di masuk ke evaporator. Adanya gangguan pada salah satu komponen dapat menggagalkan efek refrigerasi. Misalnya adanya kebocoran pada salah satu bagian sistem atau adanya saluran buntu dapat mengagalkan kerja sistem.

Besarnya tekanan liquid refrigeran pada sistem kompresi gas akan menentukan besarnya suhu liquid mencapai titik pengannya. Oleh karena itu dalam sistem kompresi gas penentuan besarnya tekanan liquid refrigeran yang disalurkan ke bagian evaporator memegang peranan penting dalam upaya memperoleh suhu evaporasi yang diinginkan. Dalam sistem kompresi gas pengaturan tekanan liquid refrigeran yang akan dikan di evaporator dilakukan melalui katub ekspansi. Untuk mengetahui hubungan tekanan dan suhu refrigeran dalam kondisi saturasi dapat dilihat dalam Tabel 1.

Kebocoran pada pemipaan

Bocor pada sistem pemipaan refrigerasi merupakan penyebab gangguan yang dapat menggagalkan kerja sistem dan yang paling banyak dialami oleh unit refrigerasi/Ac. Tanpa menghiraukan bagaimana dan penyebab terjadinya kebocoran pada sistem, yang sudah pasti, adalah bahaya yang dapat timbul yang disebabkan oleh bocornya unit refrigerasi/ac, yaitu :
a. Hilangnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh isi refrigeran charge.
b. Memungkinkan udara dan uap air masuk ke dalam sistem pemipaan refrigerasi.

Tabel 13.1 Hubungan antara Suhu dan Tekanan Refrigeran dalam kondisi Jenuh

 



Udara dan uap air merupakan gas kontaminan yang sangat serius dan merupakan barang haram yang sangat berbahaya Sebab disamping dapat mencemari kemurnian oli refrigeran juga berkontribusi terhadap timbulnya lumpur dan korosi. Dilain pihak uap air yang ada di dalam sistem dapat menjadi beku atau freeze-up pada saat mencapai katub ekspansi. Oleh karena adanya kebocoran harus dapat dideteksi secara dini. Ada dua metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kebocoran, yaitu
a. Pressure Test Method
b. Buble Test method
c. Vacuum Method
Pressure Test Method

Pada dasarnya, metoda melacak kebocoran menggunakan Pressure Test Method adalah mengisikan inert gas ke dalam sistem refrigerasi hingga mencapai tekanan tertentu dan kemudian melacak lokasi kebocoran dengan alat pendeteksi kebocoran. Gas yang digunakan untuk Pressure Test adalah refrigerant yang sesuai dengan sistemnya tetapi untuk ekonomisnya maka dapat dilakukan dengan menggunakan gas nitrogen kering atau campuran antara refrigeran dan gas nitrogen kering.

Pemeriksaan atau uji kebocoran dengan pressure test ini harus dilakukan khususnya untuk unit baru yang telah selesai dirakit atau unit lama yang baru selesai diperbaiki atau diganti salah satu komponen utamanya. Pressure Test harus dilakukan sebelum sistemnya diisi refrigeran. Untuk melakukan pressure test ini ada beberapa ketentuan yang harus diikuti dengan benar dan perlu mendapat perhatian khusus.
Perhatian :
a. Untuk unit refrigerasi yang kompresornya jenis open type, maka tekanan gas yang diberikan atau diisikan ke dalam sistem tidak boleh melebihi 400 Kpa (60 PSI ) Hal ini dilakukan untuk mencegah agar seal crankcase kompresor tidak rusak.
b. Untuk kompresor yang dilengkapi dengan service valve di kedua sisi inlet dan outletnya, maka pressure test dapat dilakukan hingga mencapai tekanan 150 PSI.
c. Bila menggunakan gas nitrogen kering maka harus melalui regulator. Karena tekanan tabung gas nitrogen dapat mencapai 2000 PSI. Selanjutnya bila sistemnya telah terisi dengan gas maka pelacakan kebocoran dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu : a. Bubble Halide Method b. Halide Leak Detector
d. Electronic Leak Detector

Bubble test method

Bubble test method adalah pelacakan lokasi kebocoran dengan menggunakan busa sabun. Halide Leak Detector adalah alat pelacak kebocoran dengan menggunakan halide torch. Biasanya halide torch ini menggunakan gas buatan yang berwarna biru. Bila ia mencium adanya gas bocor maka warnanya berubah menjadi kehijau-hijauan. Electronic leak detector adalah pelacak kebocoran secara elektronik. Bila ia mendeteksi adanya kebocoran gas maka ada indikator yang akan menunjukkan dapat berupa suara atau secara visual.




Setelah pekerjaan pressure test selesai dikerjakan dan kebocoran yang terjadi juga sudah diperbaiki, maka pekerjaan pemeriksaan dilanjutkan dengan vacuum testing.




Vaccum Test Method

Kalau pada pressure test, uji kebocoran dilakukan dengan memberi tekanan positif ke dalam sistem maka pada vacuum test sistemnya dibuat menjadi bertekanan negatif ( vacuum ). Untuk membuat vacuum, digunakan alat khusus yang disebut : pompa vacuum atau vacuum pump. Pompa vakum ini akan menghisap gas yang ada didalam sistem sampai mencapai tingkat kevakuman tinggi. Kemudian sistemnya dibiarkan dalam keadaan tersebut selama lebih kurang 12 jam. Adanya kebocoran dalam salah satu lokasi akan menyebabkan tingkat kevakumannya turun.

Bila menjumpai keadaan seperti itu maka sistemnya harus diperiksa dengan metoda pressure test lagi untuk memastikan lokasi bocornya. Selanjutnya bila sistemnya sudah terbebas dari gangguan bocor, maka pekerjaan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu dehidrasi dan charging refrigerant.

1.4 Pengujian Tekanan (Pressure Test Method)
Petunjuk:
1. Siapkan alat & bahan yang diperlukan
2. Periksa service manifold, kalibrasi posisi jarum pada angka nol.
3. Periksa pula peralatan lainnya.
4. Ikuti prosedur yang berlaku dan bekerja dengan hati-hati.
5. Jangan sampai tertukar dengan tabung oksigen. Akibatnya sangat berbahaya.
Alat & Bahan
1. Service Manifold
2. Ratchet spanner
3. Kunci Pas
4. Gas Nitrogen
5. Refrigeran R134a
6. Pompa vacuum
7. Commercial Refrigeration Trainer set 8. Leak Detector

Prosedur Pressure Test
 1. Sebelum melakukan pressure test, yakinkan bahwa piranti dan komponen lain yang tidak perlu di-test harus dilepas. Karena kompresor tidak termasuk komponen yang harus di-test maka pastikan bahwa katub service kompresor pada sisi suction dan sisi discharge sudah berada pada posisi front seated.
2. Pastikan katub service pada liquid receiver sudah dalam posisi terbuka, demikian juga posisi katub bantu pada sisi hot gas dan liquid line.
3. Hubungkan silinder nitrogen kering ke gauge port katub service kompresor pada sisi discharge.
4. Karena tekanan gas nitrogen yang ada di dalam silinder dapat mencapai 2000 psi pada kondisi suhu ruang maka pemasukan gas nitrogen ke dalam sistem harus melalui gauge manifold.
5. Setel tekanan regulator pada tabung nitrogen pada posisi 150 psi. Buka shutoff valve pada tabung nitrogen demikian juga hand valve pada service manifold. Biarkan nitrogen masuk ke dalam sistem hingga tekanan di dalam sistem naik hingga 150 psi. Kemudian tutup hand valve service manifoldnya.
6. Pukul-pukul dengan tekanan secukupnya dengan menggunakan palu karet pada setiap sambungan yang ada baik sambungan dengan brazing maupun sambungan dengan flare nut umtuk memastikan kekuatan sambungan tersebut.
7. Kemudian lakukan pelacakan kebocoran pada setiap sambungan pipa dengan teliti secara menyeluruh baik menggunakan alat atau indera kita. Untuk itu periksa tekanan di alam sistem. Bila tekanan di dalam sistem cenderung turun, berarti terjadi kebocoran yang cukup serius. Gunakan pula indera pendengaran untuk mengetahui adanya suara desis yang ditimbulkan oleh kebocoran sambungan yang serius. Kebocoran yang relatif lebih kecil, dapat dideteksi dengan mengguakan busa sabun. Bil perlu campur air sabun dengan cairan gliserin untuk meningkatkan aksi gelembungnya.
8. Setelah selesai melakukan uji kebocoran, tutup shutoff valve pada silinder nitrogen. Kemudian buang gas nitrogen yang ada di dalam sistem melalui saluran tengah service manifold.
9. Bila ditemukan kebocoran, perbaiki dahulu kebocoranya dengan mengulang pekerjaan pemipaannya dan kemudian lakukan pressure test ulang.
10. Bila sistemnya sudah terbebas dari kebocoran, maka isi kan refrigeran ke dalam sistem hingga 15 psi. Kemudian isikan nitrogen kering ke dalam sistem hingga tekanan di dalam sistem naik menjadi 150 psi. Kemudian sekali lagi lakukan uji kebocoran dengan menggunakan peralatan leak detector. 11. Tahap akhir dari pressure test adalah biarkan sistem berada dalam tekanan 150 psi selama 24 jam. Ingat tekanan di dalam sistem dapat berubah dengan berubahnya suhu ruangannya. Tekanan di dalam sistem dapat berubah sebesar 3 psi pada perubahan suhu ruangan sebesar 10 0 F.

2.4 Evakuasi
Bila sistem pemipaan refrigerasi sudah selesai dirakit maka mutlak perlu mengevakuasi keseluruhuan sistem pemipaannya dari udara dan uap air serta gas lain yang sempat masuk ke dalam sistem pemipaan refrigerasi. Untuk keperluan itu digunakan alat bantu yang disebut vacuum pump. Vacuum Pump digunakan untuk mengevakuasi atau mengeluarkan udara dan uap air yang terjebak di dalam sistem pemipaannya.

Dampak adanya udara dan uap air di dalam sistem:
(i) Uap air dapat mengakibatkan terjadinya pemblokiran di saluran pipa kapiler atau dryer bila membeku menjadi es.
(ii) Udara yang terjebak di saluran bertekanan tinggi di kondenser dapat menyebabkan kenaikan tekanan kondensing yang membahayakan kompresor.
(iii) Uap air dapat bereaksi dengan refrigerant bila memdapat pemanasan. Hasilnya adalah senyawa asam hidrofluorik dan hidroklorik yang mengakibatkan kontaminasi pada sistemnya.
(iv) Uap air dapat bereaksi dengan lubricant sehingga megubah karakteristik lubricant karena oksidasi dan acidic. (v) Uap air menyebabkan terjadinya oksidasi. (vi) Uap air dapat mempertebal lapisan pipa bagian dalam, sehingga menyebabkan efek penyempitan pipa. (vii) Uap air akan menyebabkan hidrolisis bila bereaksi dengan bahan isolasi sistetis.

Vacuum Pump

Agar pekerjaan mengevakuasi sistem ni dapat berhasil dengan baik maka diperlukan peralatan bantu yang tepat. Peralatan standard yang digunakan untuk mengevakuasi sistem adalah Vacuum Pump. Dalam keadaan darurat sementara personil menggunakan kompresor hermetik sebagai vacuum pump. Tetapi masalahnya kompresor hermetik tidak akan sanggup melakukan evakuasi hingga mencapai tekanan yang sangat rendah seperti yang dipersyaratkan oleh pabrikan peralatan refrigerasi. Di lain pihak bila dipaksakan maka motor kompresor hermetik akan mengalami overheat yang dapat menyebabkan terbakar motor.Saat ini telah tersedia banyak jenis dan type vacuum pump yang ada di pasaran yang mudah dibawa dan ringan (portable).

Metode Triple – Evacuation

Pada prinsipnya evakuasi dapat dilakukan melalui sisi suction atau melalui dua sisi yaitu sisi suction dan sisi discharge. Pada umumnya peralatan refrigerasi berskala rendah hanya dilengkapi dengan process tube pada sisi tekanan rendah (suction). Tetapi beberapa pabrikan merekomendasikan evakuasi melalui kedua sisi yaitu sisi suction dan sisi discharge sehingga memasang process tube pada kedua sisinya.

Biasanya hanya dengan melakukan dua kali evakuasi hingga mencapai 1 mbar seperti diperlihatkan dalam gambar di atas sudah mencukupi kebutuhan pada perakitan peralatan baru atau bahkan pada saat melakukan perbaikan. Tetapi kadangkala pada pelaksanaan perbaikan di lapangan maka untuk mencapai vacuum hingga 1 mbar susah dicapai. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan evakuasi dengan metode triple-evakuasi. Maksud dan tujuan memberi tekanan ekualisasi dengan memasukkan refrigerant ke dalam sistem dan evakuasi yang berulang-ulang (3X) adalah agar pengeluaran gas dan uap air dari dalam sistem dapat lebih efisien sehingga persentase gas dan uap air yang ada di dalam sistem menjadi sangat minimum.

Prosedur :
(i) Evakuasi dengan menggunakan vacuum pump untuk mencapai stable vacuum tidak kurang dari 10 mbar.
(ii) Masukkan refrigrant R12 ke dalam sistem hingga mencapai tekanan atmosfir.
(iii) Ulang evakuasi sistem hingga mencapai 1 mbar
(iv) Masukkan refrigerant R12 ke dalam sistem hingga mencapai tekanan atmosfir.
(v) Ulang evakuasi sekali lagi.

1.6 Charging

Charging refrigerant ke dalam sistem bukan masalah berat bila telah tersedia peralatan untuk charging yang memadai dan memenuhi standard. Pekerjaan charging refrigerant akan menjadi lebih mudah bila kita mempunyai satu set peralatan charging yang disebut : Charging Board. Charging Board telah dilengkapi dengan Vacumm Pump, Glass kalibrasi, peralatan ukur tekanan (Pressure Gauge) serta katub-katub yang memenuhi standard.

Masalah yang sering muncul di kalangan teknisi refrigerasi adalah berapa banyak refrigerant yang harus dimasukkan ke dalam sistem. Yang perlu selalu diingat oleh para personil yang sedang menangani perbaikan peralatan refrigerasi dengan sistem pipa kapiler adalah :

Sistem refrigerasi dengan pipa kapiler sering disebut sebagai equilibrim system artinya pada saat mesinnya dimatikan maka kedua sisi sistem, sisi suction dan sisi discharge akan mempunyai tekanan yang sama setelah beberapa saat kemudian. Bila keseimbangan tekanan ini tidak tercapai setelah beberapa menit maka berarti ada gangguan. Untuk mendapatkan keseimbangan sistem ini maka syarat yang harus dipenuhi adalah : refrigerant yang dimasukkan ke dalam sistem harus tepat, sesuai desain pabrikannya.

Cara yang paling mudah adalah mengikuti anjuran pabrikannya. Biasanya isi (biasanya diukur dalam satuan berat) dan jenis refrigerant telah dicantumkan oleh pabrikannya. Ikuti saja petunjuk pabrikan dengan mengisikan refrigerant ke dalam sisitem secara gradual hingga mencapai berat yang dianjurkan oleh pabrikannya.

Dan kemudian observasi suhu di evaporator harus uniform. Untuk keperluan charging ini ada alat khusus yang disebut : Dial-A-Charge charging cilinder. Dial-A-Charge charging silinder didesain untuk dapat mengukur jumlah refrigeran tertentu dalam satuan berat. Pada dinding silinder terdapat skala yang sudah dikalibrasi untuk beberapa variasi tekanan dan suhu, sehingga pengukuran jumlah refrigeran dapat lebih presisi. Charging refrigerant ke dalam sistem dilakukan melalui sisi tekanan rendah (suction). Dalam hal ini charging dilakukan dalam bentuk gas. Bila charging dilakukan dalam bentuk liquid harus dilakukan melalui sisi tekanan tinggi pada outlet kondenser.

Prosedur Charging Refrigeran
1. Mengisi gas refrigeran ke dalam sistem
Hubungkan tabung refrigeran ke port E Buka katub A dan tutup katub B
Crack open katub D perlahan-lahan

2. Membuang udara yang terjebak di dalam kondeser
Tutup katub A dan buka katub B
Cracking open katub C

3. Mengisi liquid refrigeran ke dalam sistem
Hubungkan silinder refrigeran (dibalik) ke E Tutup katub A dan buka tutup B
Mid seated katub C



























BAB III
EVALUASI



1. Jelaskan proses penvakuman dan pengisian refrigerant pada refrigerator
2. Sebutkan peralatan yang digunakan untuk menyervis teknik pendingin beserta fungsinya
3. Pada saat divakum terlalu cepat hasil pemvakumannya, apa yang terjadi?
  4.Apa yang dimaksud Pressure test?






























BAB IV
PENILAIAN

2.      Penilaian pengetahuan
a.    Kisi-kisi Soal Pengetahuan

Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
Indikator Soal
Jenis Soal
Soal
Mendeskrisikan peralatan service refrigerasi
1.    Memahami konsep service refigrasi



2.Menggunakan peralatan service refigrasi


Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu :
1. Memahami konsep service refigrasi
2. Menggunakan peralatan service refigrasi

Siswa dapat memahami, menjelaskan bahan dan cara menggunakan peralatan service refigrasi




Tes ttertulis

1.    Jelaskan proses penvakuman dan pengisian refrigerant pada refrigerator
2.    Sebutkan peralatan yang digunakan untuk menyervis teknik pendingin beserta fungsinya
  3.   Pada saat divakum terlalu cepat hasil pemvakumannya, apa yang terjadi?
4.    Apa yang dimaksud Pressure test?




b.    Rubrik Penyajian Pembuatan Teks Negosiasi
No.
Nama siswa/
kelompok.
Jelaskan proses penvakuman dan pengisian refrigerant pada refrigerator

Sebutkan peralatan yang digunakan untuk menyervis teknik pendingin beserta fungsinya
.

Pada saat divakum terlalu cepat hasil pemvakumannya, apa yang terjadi?
Apa yang dimaksud Pressure test?
.

1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
5
























Keterangan :
Indikator penilaian pengetahuan
      1. proses penvakuman dan pengisian refrigerant pada refrigerator
a.       Jika menjawab 6 struktur dengan benar skor 4
b.      Jika menjawab 5 struktur dengan benar skor 3
c.       Jika menjawab 4 struktur dengan benar skor 2
d.      Jika salah jawabannya skor 1
2. Sebutkan peralatan yang digunakan untuk menyervis teknik pendingin beserta fungsinya
a.       Jika menjawab 5 struktur dengan benar skor 4
b.      Jika menjawab 3 struktur dengan benar skor 3
c.       Jika menjawab 3 struktur dengan benar skor 2
d.      Jika menjawab 2 struktur  dengan benar skor1
     3. Sebutk Pada saat divakum terlalu cepat hasil pemvakumannya, apa yang terjadi?
a.       Jika menjawab 4 struktur dengan benar skor 4
b.      Jika menjawab 3 struktur dengan benar skor 3
c.       Jika menjawab 2 struktur dengan benar skor 2
d.      Jika menjawab 1 struktur  dengan benar skor1
           4. Apa yang dimaksud Pressure test?
a.       Jika menjawab 3 jenis negosiasi dengan benar skor 4
b.      Jika menjawab 2 jenis negosiasi dengan benar skor 3
c.       Jika menjawab 1 jenis negosiasi dengan benar skor 2
d.      Jika jawaban  salah skor1


Rumus Konversi Nilai,

                Jumlah skor  yang di peroleh
Nilai  =                                                     x 5  =
                Jumlah skor  maksimal


3.      Penilaian Keterampilan
a.    Instrumen Penyajian Pembuatan Teks Negosiasi
NO
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Nilai Akhir
Isi
Struktur Teks
Kosakata
Kalimat
Mekanik
30
20
20
20
10
1
Rifky
4
4
3
4
3
3.67
2
Riska
4
3
3
3
3
3.30
3
Yuli
3
4
3
4
3
3.40
4
Zian
2
2
2
2
2
2.00

Contoh Pengolahan Nilai

Nilai Akhir Rifky(4x30)+(4x20)+(3x20)+(4X20)+(3X10) = 92,5  = 3.67
                                                       4
Nilai Akhir Riska(4x30)+(3x20)+(3x20)+(3X20)+(3X10) = 82,5  = 3.30
                                                       4
Nilai Akhir Yuli(3x30)+(4x20)+(3x20)+(4X20)+(3X10) = 85  = 3.40
                                                       4

Nilai Akhir Zian(2x30)+(2x20)+(2x20)+(2X20)+(2X10) = 50  = 2.00
                                                       4



b.      Rubrik Penilaian Keterampilan
Aspek
Skor
Kriteria
Isi
4
menguasai topik tulisan; substantif;; relevan dengan topik yang dibahas
3
cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci
2
penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai
1
tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai
Struktur
4
ekspresi lancar; gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis (abstraksi orientasi krisis reak si koda); kohesif
3
kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap
2
tidak lancar; gagasan kacau atau tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis
1
tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai
Kosakata
4
penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat
3
penguasaan kata memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu
2
penguasaan kata terbatas; sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas
1
pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai
Kalimat
4
konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi)
3
konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas
2
terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur
1
tidak menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai


Mekanik
4
menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf
3
kadang-kadang terjadi kesalahanejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna
2
sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur
1
tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai

Nilai total adalah penjumlah nilai dari kelima aspek (isi, struktur, kalimat, kosakata dan mekanik). Nilai total dalam bentuk ratusan dikonversi kedalam bentuk 1 s.d. 4
c.      Konversi Skor
Interval Skor
Hasil Konversi
Predikat
Kriteria
96-100
4.00
A
SB
91-95
3.67
A-
86-90
3.33
B+
B
81-85
3.00
B
75-80
2.67
B-
70-74
2.33
C+
C
65-69
2.00
C
60-64
1.67
C-
55-59
1.33
D+
K
<54 o:p="">
1.00
D
Sumber : SK Dirjen Dikmen No 781 tahun 2013 tentang LCK SMK.




DAFTAR PUSTAKA

McQuiston, Parker and Spitler, Heating Ventitalting, and Air Conditioning,
Analysis and Design, 2005, 6th Ed., John Wiley & Sons, Inc.

Althouse, Turnquist, Bracciano, 2003, Modern Refrigeration & Air  Conditioning, Instructor Manual with answer Key,  The Goodheard-Willco
Company, USA

Goliber, Paul F., 1986, Refrigeration Servicing, Bombay, D.B. Taraporevala Son & Co Private L.td

Harris, 1983, Modern Air Conditioning Practice, Third Edition, Mc.Graw - Hill
International Book Company

Althouse, Andrew D., 2003, Modern Refrigeration & Air Conditioning,
The Goodhard-Willcox Company, USA

John Tomczyk, Troubelshooting & Servicing Modern Refrigeration & Air
Conditioning System,

Dossat, Roy J., 1980, Principles of Refrigeration, Second Edition, SI Version, Jonh wiley & Son Inc., New York, USA


Link list