Pages - Menu

Senin, 05 Desember 2016

PLTS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi
Dalam bahan ajar “PLTSini, terdapat enam pokok materi, sebagai berikut:
           ·          Kegiatan  belajar 1 : Pengertian dari PLTS
           ·          Kegiatan  belajar 2 : Komponen – komponen  PLTS
           ·          Kegiatan belajar 3  : Prinsip Kerja dari PLTS
           ·          Kegiatan belajar 4  : Sistim kelistrikan PLTS
           ·          Kegiatan belajar 5  : Masalah Utama dari PLTS
           ·          Kegiatan belajar 6  : Keuntungan dan Kerugian dari PLTS

1.2 Prasyarat
            Untuk mempelajari dan menguasai bahan ajar ini, terlebih dahulu siswa harus mempunyai gambaran pengetahuan/wawasan/pemahaman tentang dasar-dasar energi terbarukan, studi kelayakan PLTS dan konstruksi sipil PLTS secara umum. Selain itu anda juga harus memahami eksistensi atau gambaran pentingnya pengelolaan dan standar serta peraturan-peraturan terkait dengan PLTS dan dunia kerja secara umum. Kemampuan awal ini sangat bermanfaat dalam menunjang penguasaan materi bahan ajar ini secara cepat dan tepat sehingga sesuai sasaran yang diharapkan

1.3 Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
1.      Baca semua isi dan petunjuk pembelajaran Buku teks ajar siswa SMK ini;
2.      Ikuti semua petunjuk pembelajaran pada setiap kegiatan belajar;
3.      Belajar dan bekerjalah dengan penuh tanggung jawab, baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan tugas yang diberikan;
4.      Kerjakan semua tugas yang diberikan dan kumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap Buku teks ajar siswa SMK ini. Jika diperlukan Anda disarankan untuk melakukan browsing dengan internet;
5.      Jagalah keselamatan dan keamanan kerja, peralatan baik di kelas, laboratorium maupun di lapangan;
6.      Kompetensi yang dipelajari di dalam Buku teks ajar siswa SMK ini merupakan kompetensi minimal. Oleh karena itu disarankan anda meningkatkan kompetensi anda melalui berbagai bentuk pendalaman sehingga kemampuan dan tingkat penguasaan anda lebih optimal;
7.      Laporkan semua pengalaman belajar yang anda peroleh baik tertulis maupun lisan sesuai dengan tugas setiap Buku teks ajar siswa SMK;
8.      Lakukan komunikasi secara intensif dengan Guru Anda melalui berbagai saluran yang memungkinkan.

1.4 Tujuan
Setelah mempelajari bahan ajar ini, siswa diharapkan:
1.      Mendeskripsikan PLTS sebagai sumber energi listrik;
2.      Mengetahui komponen-komponen PLTS.
3.      Mengetahui Prinsip Kerja dari PLTS
4.      Mengetahui Sistim kelistrikan PLTS
5.      Mengetahui Masalah utama dari PLTS.
6.   Mengetahui keuntungan dan kerugian dari PLTS.

1.5 KOMPETENSI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN PENGOLAHAN PLTS

Kompetensi Dasar
Materi Pokok

Pembelajaran


Penilaian

2.1  Menyadari kebesaran Tuhan, bahwa alam raya ini dikelola oleh Tuhan yang Maha Sempurna dengan sangat sempurna, sehinngga terjadi harmoni yang dinamis di alam raya ini



2.2  Meningkatkan motivasi untuk belajar lebih lanjut tentang pengelolaan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit sehingga lebih optimal dan tahan lama.



2.3  Menjaga keseimbangan alam dengan memelihara dan menggunakan sumberdaya alam secara bijaksana, serta memahami karaktersitik dari alam ini.



2.4  Menerapkan perilaku ilmiah, profesional dan kerja tim dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dasar teknologi energi terbarukan



2.5  Mengembangkan perilaku ilmiah dan profesional dalam menerapkan pengetahuan pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan secara tim sehingga memberikan manfaat maksimal bagi manusia dan lingkungan



2.6  Menghargai pentingnya kerja tim dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharan PLTS agar pembangkitan lebih maksimal dan tahan lama.




3.1    Menganalisis pengelolaan PLTS sebagai sebuah unit pembangkit listrik
4.1  Menalar sistem pengelolaan PLTS sebagai sebuah unit usaha dalam bidang pembangkitan listrik.

·    Karakteristik dan potensi staff dan pelanggan

Mengamati
     ·   Merencanakan studi potensi staff dan melalui diskusi kelompok.
     ·   Membuat instrumen survey potensi pelanggan
Penugasan:
     ·   pengukuran, penghitungan
     ·   Observasi: laporan pengamatan
     ·   Portofolio: Laporan penugasan komprehensif
     ·   Tes lisan dan tertulis

·    Struktur organisasi dan pembagian tugas
·    Pengelolaan staff dan pelanggan
·    Pengelolaan energi


Mengumpulkan data
     ·   Menganalisis komponen-komponen pemeliharaan dan sumber daya
     ·   Membuat jadwal dan supervisi pemeliharan
     ·   Melakukan kunjungan ke kantor desa/ kecamatan untuk pengumpulan data awal
     ·   Melakukan survey ke masyarakat dan lingkungan industri


    Pembukuan Keuangan
    Pengelolaan keuangan

Mengasosiasi
     ·   Menghitung biaya pengelolaan PLTS
     ·   Merencanakan pembukuan keuangan
     ·   Melakukan pembukuan keuangan dengan tertib
     ·   Melaksanakan program pemeliharaan dan perbaikan PLTS


·    Semua aspek pengelolaan
Mengkomunikasikan
     ·   Menyajikan program kerja dan pelaksanaannya kepada pemangku kepentingan
     ·   Melaporkan energi impor dan ekspor secara berkala
     ·   Memberikan pelaporan keuangan sesuai prosedur.
     ·   Melakukan supervisi dan pelaporan

pemeliharaan

3.2  Menganalisis usaha produktif dengan memanfaatkan listrik PLTS
4.2  Menyajikan pemanfaatan energi listrik untuk peningkatan produktivitas usaha


·         Analisis Usaha Produktif













·         Perencanaan Usaha Produktif






·        Pelaksanaan Sosialisasi






·        Pengajuan proposal Usaha





Mengamati
·         Membangun gagasan usaha produktif melalui diskusi kelompok.

Menanya
·         Melakukan survey lapangan untuk usaha produktif


Mengumpulkan data
·        Menyusun bussiness plan
·        Membentuk struktur organisasi usaha

Mengasosiasi
·         Merencanakan sosialisasi
·         Melaksanakan sosialisasi melalui role play

Mengkomunikasikan
·        Mengajukan proposal kepada penyandang dana/ sponsor
·        Melaksanakan kontrak
·         Penugasan: pengukuran, penghitunga
·         Observasi: laporan pengamatan
·         Portofolio: Laporan penugasan komprehensif
·         Tes lisan dan tertulis















































































































































































1.6 CEK KEMAMPUAN

1.      Bagaimana mengetahui bahwa suatu daerah memiliki potensi untuk dibangun PLTS?
2.      Apa karakteristik umum dari PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)?
3.      Gambarkan bagian-bagian dari PLTS dan fungsinya?
4.      Gambarkan diagram struktur organisasi PLTS! Jelaskan fungsi setiap jabatan/posisi dalam organisasi PLTS?



BAB II
PEMBELAJARAN

2.1 Rencana Belajar Siswa
Kompetensi : PLTS
Sub Kompetensi :
1.      Menganalisis PLTS sebagai sebuah unit pembangkit.
2.      Menalar sistem pengelolaan PLTS sebagai sebuah unit usaha dalam bidang pembangkitan listrik.
3.      Menyajikan pemanfaatan energi listrik untuk peningkatan produktivitas usaha.

2.2 Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pemelajaran siswa diharapkan mampu:
1.        Memahami fungsi-fungsi yang diperlukan berkenaan dengan pengelolaan PLTS;
2.        Mempraktikkan pengelolaan pada sebuah PLTS;
3.        Mengenali karakteristik setiap sub sistem PLTS;
4.        Menjelaskan keunggulan PLTS dibandingkan dengan pembangkit listrik lain;


URAIAN MATERI
2.1 Pengertian PLTS
  Pembangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS) adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek elektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor.
    Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP) menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari dari luasan area tertentu ke satu titik. Panas yang terkonsentrasikan lalu digunakan sebagai sumber panas untuk pembangkitan listrik biasa yang memanfaatkan panas untuk menggerakkan generator. Sistem cermin parabola, lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi yang paling banyak digunakan. Fluida kerja yang dipanaskan bisa digunakan untuk menggerakan generator (turbin uap konvensional hingga mesin Stirling) atau menjadi media penyimpan panas.   
    Sel surya atau sel photovoltaic adalah alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada tahun 1880 oleh Charles Fritts. Pembangkit listrik tenaga surya tipe photovoltaic adalah pembangkit listrik yang menggunakan perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik untuk menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia, paling populer digunakan untuk listrik pedesaan (terpencil), system seperti ini populer dengan sebutan SHS (Solar Home System). SHS umumnya berupa system berskala kecil, dengan menggunakan modul surya 50-100 Wp (Watt Peak) dan menghasilkan listrik harian sebesar 150-300 Wh. Karena skalanya yang kecil, system DC (direct current) lebih disukai, untuk menghindari losses dan self consumption akibat digunakannya inverter.
Karena systemnya yang kecil dan dipasang secara desentralisasi (satu rumah satu pembangkit, sehingga tidak memerlukan jaringan distribusi) SHS ideal digunakan untuk listrik di pedesaan dimana jarak rumah satu dengan lainnya berjauhan, dan keperluan listriknya relatif kecil, yakni hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar (lampu).
 Meskipun secara pengertian SHS dapat saja berupa system yang besar (sejauh masih digunakan untuk listrik rumah), namun kebanyakan orang cenderung tidak menggunakan istilah SHS untuk system yang menggunakan modul lebih besar dari 100Wp (atau produksi energi harian >400Wh).
 Kecilnya listrik yang dapat disediakan oleh SHS (kecil menurut definisi orang kota yang sering menggunakan listrik jauh diatas produksi SHS, padahal bagi orang desa listrik sejumlah itu sangat bermanfaat, karena dibandingkan lampu minyak tanah, yakni lampu teplok/petromak), ditambah lagi dengan relatif sulitnya mencari peralatan elektronik rumah tangga (TV, Radio/Tape dll) yang menggunakan system DC, membuat SHS tidak menarik untuk penggunaan di desa-desa dekat kota atau di perkotaan, dimana kebutuhan listrik sudah tidak melulu hanya untuk lampu penerangan.
Meskipun belum ada batasan yang jelas, PLTS yang menggunakan modul surya lebih dari 100Wp (Output energi >400Wh), dan oleh karenanya lebih memungkinkan digunakan system AC (Alternating current; karena listrik yang dapat digunakan setelah dikurangi losses dan self consumption inverter masih cukup memadai), dalam tulisan ini, termasuk dalam kategori PLTS skala menengah-besar. PLTS pada skala ini umumnya tidak lagi menggunakan system desentralisasi, tetapi menggunakan system sentralisasi ( dus menggunakan jaringan distribusi), dan dikombinasikan dengan system pembangkit lainnya.
Tulisan ini, akan mengkonsentrasikan diri pada pembahasan PLTS skala menengah besar, dengan menggunakan lebih dari satu pembangkit listrik, dengan kapasitas minimum 2.5 kW.
Di Indonesia, demand untuk system ini mulai terlihat meningkat sejak tahun 2000an seiring dengan gencarnya kampanye energi hijau untuk perkotaan dan dicabutnya subsidi BBM oleh pemerintah pada tahun 2005, yang membuat biaya operasi genset, terutama di daerah (pulau) terpencil menjadi semakin mahal dan mengakibatkan harga PLTS semakin kompetitif.
Grid connected PV (PV=photovoltaic=PLTS), Grid Interractive, BIPV (Building Integration PV) adalah aplikasi Hybrid (=menggunakan 2 atau lebih system pembangkit energi yang berbeda) antara PLTS dan Listrik jaringan (PLN) yang sudah banyak digunakan diperkotaan: Ruangan Menteri Pendidikan, Mentri Ristek, Dirjen LPE, Halte Busway dll.
Sedangkan Hybrid PV-Genset (baik untuk jaringan stand alone genset ataupun genset yang sudah di-interkoneksi), PV-Mikro Hydro, dan PV-Wind adalah aplikasi hybrid yang banyak digunakan di pedesaan, ataupun untuk system off-grid (isolated grid).
2.2 Komponen – komponen pada PLTS
Solar panel yang lengkap, terdiri dari beberapa komponen utama:
1. Solar Panel
Panel Surya atau Solar Cells adalah komponen utama pada pembangkit listrik tenaga surya. Solar cells berfungsi untuk merubah tenaga matahari menjadi listrik.Tanpa komponen ini energi listrik tidak dapat di hasilkan.
2. Voltage Regulator & Charger
Regulator adalah panel pengendali atau pengatur atau controller. Controller ini biasanya ter-integrasi dengan sebuah kotak Batere. Controller adalah sebuah perangkat elektronik berbentuk kotak yang berfungsi untuk mengatur aliran listrik dari panel surya  ke Batere atau aki menuju ke perangkat elektronik yang ada di rumah.
3. Inverter
Inverter adalah seperangkat alat yang merupakan rangkaian komponen elektronika yang di gunakan untuk mengubah arus DC (Direct curent) menjadi arus AC (alternating curent). Inverter ini dapat kita jumpai pada berbagai macam jenis paralatan elektronika. Tanpa alat ini arus DC yang dihasilkan oleh panel surya tidak akan dapat digunakan secara langsung oleh alat alat ekektronika yang biasanya membutuhkan arus AC sebagai daya utamanya.
4. Battery
Baterai adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit tenaga surya sehinga bisa di gunakan kapan saja selama dibutuhkan.  Tanpa baterai maka energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari saja karena tidak ada alat penyimpan energinya.

Solar cell di buat dari lapisan lapisan sangat tipis (0.3 – 1.0 micron) dari bahan semi konduktor ( missal silicon), di lengketkan diatas kaca atau flexible plastic.
Setiap individu cell umumnya menghasilkan tegangan sebesar 0.5 volts, untuk memperoleh tegangan yang lebih tinggi, individual cell dapat dihubungkan secara serie.
 Hampir semua solar cell panel mengaplikasi tegangan 12 volts, dengan demikian untuk mendapatkan tegangan sebesar 12 volt, diperlukan 24 cell, tetapi dalam prakteknya untuk mengatisipasi / kompensasi terjadinya penurunan tegangan (voltage drop) karena banyak factor, seperti voltage drro karena rugi2 pada kabel, termination, turunnya efisiensi cell ,dll, normalnya untuk mendapatkan supply tegangan 12 volts diperlukan kurang lebih 28 cell, tergantung faktor2 luar yang dapat menyebabkan timbulnya “voltage drop”. solar panel harus mampu mengalirkan tegangan lebih besar dari tegangan kerja battery, jika menggunakan sistim battery 12 volts, maka out put solar cell paling tidak harus 13-14 volt ( +/1 10%).



2.3 Prinsip kerja PLTS

Pembangkit listrik yang berasal dari energi panas matahari ini tidak menghasilkan listrik secara langsung. Tetapi proses pengubahan energi panas matahari menjadi energi listrik ini membutuhkan proses yang cukup rumit. Ada dua cara kerja yang digunakan oleh PLTS. Yang pertama adalah PLTS Termal, di mana cara kerjanya adalah mengumpulkan panas matahari lalu digunakan untuk memanaskan sebuah cairan. Lalu uap yang dihasilkan cairan tersebut berguna untuk menggerakkan generator yang akan menghasilkan listrik.
Sedangkan cara kerja PLTS lainnya yaitu PLTS Fotovoltaik, di mana nantinya digunakan alat untuk menangkap energi panas matahari yang nantinya langsung dikonversikan menjadi energi listrik. Jenis PLTS Fotovaltaik ini diakui memang lebih efektif dan lebih cepat untuk menghasilkan listrik ketimbang PLTS Termal.
Mengapa Energi Surya Bisa Menjadi Listrik?
Di alam semesta ini diketahui ada dua jenis sistem energi surya, yaitu energi surya pasif dan aktif. Untuk sistem pasif, kita tidak membutuhkan peralatan khusus untuk menerima energi surya tersebut. Contohnya adalah ketika kita memarkir motor di bawah terik matahari, lalu jok motor menjadi sangat panas. Sedangkan untuk sistem energi surya aktif membutuhkan cara dan peralatan untuk bisa mengumpulkan energi matahari tersebut dan menyimpannya.
Dan cara kerja PLTS Termal ataupun Fotovaltaik ini memanfaatkan energi surya sistem aktif. Di mana PLTS pastinya membutuhkan alat khusus untuk bisa menyerap energi matahari dan meminimalisir pemantulan sinar mataharinya. Kemudian dikumpulkan dan diproses hingga menjadi energi listrik.
2.4 Sistem Kelistrikan pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
2.4.1 Sistem Integrasi
Sistim ini dapat diterangkan secara visual pada Gb.3.5. Seperti terlihat pada gambar ini, listrik yang dihasilkan oleh array dirubah menjadi listrik AC melalui power conditioner, lalu dialirkan ke AC load. AC load disini dapat berupa listrik yang diperlukan di perumahan atau kantor.  Yang menjadi ciri utama dari sistim ini adalah dihubungkannya AC load ke jaringan distribusi listrik yang dimiliki oleh perusahaan listrik. Jadi apabila listrik yang dihasilkan oleh solar panel cukup banyak -melebihi yang dibutuhkan oleh AC load- maka listrik tersebut dapat dialirkan ke jaringan distribusi yang ada. Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan solar panel sedikit –kurang dari kebutuhan ac load- maka kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang dihasilkan perusahaan listrik. Hal ini di banyak negara-negara industri maju secara peraturan telah memungkinkan.
Keuntungan dari sistim ini adalah tidak diperlukan lagi battery. Biaya battery dapat dikurangi. Selain dari itu bagi rumah atau kantor yang memasang solar panel, mereka akan mendapatkan keuntungan dengan penjualan listrik. Persoalan yang dihadapi sekarang adalah soal teknis. Karena terhubungi dengan sistim distribusi, maka masalah keselamatan menjadi perhatian yang utama.Dan salah satu dari pemecahannya adalah membuat power conditioner yang mampu mendeteksi apabila terjadi kecelakaan dan mampu mengkontrol tegangan apabila terjadi perubahan tegangan di AC load dan beberapa soal teknis yang lain.
2.4.2 Sistem Independen
Selain sistim terintegrasi yang diterangkan diatas terdapat pula sistim independensi yang merupakan sistim yang selama ini banyak dipakai. Seperti terlihat dalam gambar di bawah ini sistim independensi dapat dibagi lagi yaitu yang dihubungkan dengan DC load dan yang dihubungkan dengan AC load.
Contoh dari sistim yang dihubungkan dengan dc load adalah pembangkit listrik untuk peralatan komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang di pegunungan. Sedangkan yang dihubungakan dengan AC load adalah sistim pembangkit listrik untuk pulau-pulau yang terpencil.Dalam sistim ini, battery memainkan peranan yang sangat vital. Bila ada kelebihan listrik yang dihasilkan, misalnya pada siang hari, listrik ini disimpan di battery. Dan pada malam hari listrik yang disimpan ini dialirkan ke load.
Sistim seperti ini banyak dipakai di negara-negara berkembang seperti contoh pada Gb. 3.8., Gb. 3.8 adalah sebuah contoh proyek di Mongol. Yaitu proyek pemasangan pembangkit listrik untuk keperluan rumah sakit dan lampu penerangan. Dalam gambar ini terlihat PLTS dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga angin. Kapasitas terpasang PLTS adalah 3.4 kW sedangkan dari tenaga angin 1.8 kW
2.5 Masalah Utama pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit listrik tenaga surya memiliki dua masalah utama: biayanya mahal dan produksi listrik hanya bisa dilakukan pada siang hari, itu pun masih tergantung pada intensitas matahari yang tersedia. Hal ini yang membuat teknologi pembangkit listrik tenaga surya masih dinilai kurang ekonomis.
Solusinya adalah, jika pada cara konvensional panel sel surya langsung mengubah sinar matahari menjadi listrik, tidak demikian pada konsep yang baru yitu dengan membuat cermin berukuran besar yang berfungsi untuk mengumpulkan panas dengan suhu yang tinggi dari sinar matahari. Panas yang tersimpan inilah yang selanjutnya digunakan untuk menghasilkan uap guna memutar turbin yang menggerakkan generator dan menghasilkan energi listrik.
2.6 Keuntungan dan Kerugian
Kelebihan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan suatu system pembangkit energy listrik yang tidak berpolusi dan menghasilkan listrik dari sinar matahari. Selain itu tenaga matahari juga tersedia melimpah dan gratis. Berikut ini adalah keuntungan menggunakan PLTS :
a.    Sumber energi yang dipakai tidak pernah habis dan sangat ramah lingkungan.
b.    Dapat dipakai dimana saja terutama didaerah yang belum terjangkau listrik PLN.
c.    Tidak memerlukan perawatan khusus sehingga bebas dari segala biaya perawatan.
d.    Hemat karena tidak memerlukan bahan bakar.
e.    Bersifat moduler artinya kapasitas listrik yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan.
f.    Tanpa suara sehingga tidak mengganggu ketertiban umum.
g.    Ramah lingkungan
h.    Pemasangannya sangat mudah.
Kerugian
Meskipun pembangkit l;istrik tenaga surya memiliki beberbagai keuntungan. Namun PLTS memiliki kelemahan. Berikut ini adalah kelemahan dari PLTS :
a.    Memiliki ketergantungan pada cuaca. Saat mendung kemampuan panel surya menangkap sinar matahari tentu akan berkurang. Akibatnya, PLTS tidak bisa digunakan secara optimal. Karena saat mendung kemampuan PLTS menyimpan energi berkurang sekitar 30 persen.
b.    Rencana pembangunan PLTS dihadang sejumlah masalah. Masalah utama adalah besarnya biaya membangun pembangkit ini. Yaitu mencapai Rp. 11 milyar per MW. Jika PLTS nanti kapasitasnya 30 MW, berarti biaya yang dibutuhkan Rp 330 Milyar.
c.    Teknologi PLTS dikhawatirkan menjadi sumber pencemar udara baru. Kondisi geografis Samarinda yang membentuk cekungan membuat sirkulasi udara menjadi lambat. Polutan PLTS nantinya berputar-putar diatas kota Samarinda.










BAB III
EVALUASI

1. Evaluasi Kegiatan Belajar
            1.      Apa yang dimaksud dengan PLTS? Mengapa PLTS lebih berpotensi sebagai alternatif sumber energi listrik?
            2.      Berikan contoh aplikasi/penerapan fungsi dari pengelolaan (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian)!
            3.      Hal apa yang merupakan kendala operasi dari PLTS, dan hal apa yang menentukan tingkat kehandalan dari suatu pembangkit ?
            4.      Gambarkan alur PLTS dan jelaskan fungsi-fungsi masing bagian dalam diagram alur  tersebut!
2. Review
a.       Apa yang dimaksud dengan "pengelolaan"?
b.      Sebutkan bentuk-bentuk organisasi yang mungkin digunakan dalam pengelolaan PLTS!
c.       Apa peran utama Pengelola PLTS?
d.      Mengapa Badan Pengawas PLTS perlu ada?
e.       Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam organisasi PLTS? Buat sketsa interaksinya?
f.         Kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh: Ketua PLTS, Sekretaris PLTS, Bendahara PLTS, Operator PLTS?
3. Penerapan
(1)  Jelaskan manfaat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan bila dikaitkan dengan bagian-bagian PLTS !
(2) Sebutkan perbedaan fungsi dari Solar Cell dengan Solar Water Heating dan Solar Furnaces.
(3) Bahan apa yang digunakan untuk membuat Solar Cell dan bagaiman prinsip kerja Solar Cell tersebut ?
4. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap 3 aspek, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1.      Nilai sikap diperoleh dari observasi selama kegiatan belajar
2.      Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil pemeriksaan jawaban evaluasi yang diberikan
3.      Nilai keterampilan diperoleh dari hasil unjuk kerja tugas proyek yang dilaksanakan siswa

Tabel 1. Tabel Penilaian sikap

a.      Penilaian sikap
No
Nama siswa
Disiplin
Jujur
Tanggung jawab
Santun
Nilai
1
siswa a
2
siswa b
3
siswa c

Dst







b. Penilaian pengetahuan

No.
Nama siswa atau kelompok
Skor setiap nomor soal
nilai
No.1
No. 2
No.3
No. 4
dst.
1







2







3








c. Penilaian keterampilan
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Nilai Keterampilan
Aktif Berdiskusi
Berani Mengemukakan Pendapat
1
2
3
4
1
2
3
4

1










2










3










4










5






















 KONVERSI NILAI

Sikap
  Pengetahuan
  Keterampilan
Modus
Predikat
Skor Rerata
Huruf
Capaian
Huruf
Optimum
4
SB 
(Sangat Baik)
3,85 – 4,00
A
3,85 – 4,00
A
3,51 – 3,84
A -
3,51 – 3,84
A-
3

B
(Baik)
3,18 – 3,50
B+
3,18 – 3,50
B+
2,85 – 3,17
B
2,85 – 3,17
B
2,51 – 2,84
B-
2,51 – 2,84
B-
2

C
(Cukup)
2,18 – 2,50
C+
2,18 – 2,50
C+
1,85 – 2,17
C
1,85 – 2,17
C
1,51 – 1,84
C-
1,51 – 1,84
C-
1
K
(Kurang)
1,18 – 1,50
D+
1,18 – 1,50
D+
1,00 – 1,17
D
1,00 – 1,17
D







Tidak ada komentar:

Link list