KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN
MODUL SISTEM PEMIPAAN REFRIGRASI
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Kurikulum Pendidikan
Kejuruan
Dibimbing oleh Bapak Dr. Hary Suswanto,ST., MT
Oleh :
Candrarani
Ghassani
NIM (150534602262)
2015 /
Off-C
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Maret 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
Deskripsi
Kepenulisan
Modul
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai buku teks dasar bagi para teknisi dan
praktisi di dunia refrijerasi dan pengkondisian udara. Sebagai buku teks dasar
bagi para teknisi lapangan pada level SMK, maka penyajian buku ini dibuat
sederhana dimulai dengan gejala fisik dan hukum-hukum fisik yang berkaitan
kemudian dilanjutkan dengan pembahasan praktis yang terjadi di lapangan
pekerjaan.
Buku
ini disajikan secara berurutan, dimulai dari yang mudah menuju ke yang lebih
komplek. Modul ini menyajikan tentang pemipaan Refigrasi.
BAB II
MATERI
2.1 Melakukan
Pekerjaan Pemipaan Refigrasi
System refrijerasi
kompresi uap, terdiri dari empat komponen utama, yaitu kompresor, kondensor,
katub ekspansi dan evaporator. Kempat komponen utama tersebut saling
dihubungkan dengan menggunakan pipa.
Pekerjaan
pemipaan refrijerasi adalah pekerjaan utama dalamperakitan atau pemeliharaan
peralatan refrijerasi. Ada empat prinsip yang harus dijadikan acuan oleh setiap
teknisi, yaitu (1) Mengetahui apa yang akan dilakukan (2) Memilih alat dan
bahan dengan tepat (3) Menjaga alat dan baha dalam kondisi bersih dan kering
(4) Mengutamakan dan mengikuti prosedur keselamatan kerja Kegiatan belajar ini
dipersiapkan untuk memberikan pengetahuan yang diperlukan oleh setiap personil
dan teknisi yang bergerak di bidang refijerasi dan tata udara. Sebagai contoh,
pekerjaan yang harus dilakukan adalah menyambung pipa dengan pengelasan. Agar
penyambungan dapat dilakukan dengan bagus, maka pengetahuan tentang pipa dan
pengelasan pipa harus dikuasai dengan baik. Pipa yang banyak digunakan dalam
peralatan refrijerasi dan tata udara adala pipa tembaga. Pipa lain yang sering
digunakan adalah pipa alumunium, pipa baja, pipa baja tahan karat, dan pipa
plastik. Pemilihan ukuran pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
· Drop tekanan harus sekecil
mungkin
· Dapat mengalirkan bahan
refrigerant sesuai dengan perencanan atau kecepatan sirkulasi refrigerannya
sesuai.
Kalau
pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan:
· Kerugian gesekan
· Bunyi yang keras dan bising
karena kecepatan yang tidak sesuai
Kalau
pipa yang digunakan ukurannya terlalu besar akan mengakibatkan :
· Kegagalan pengembalian
minyak/oli kompresor
· Pengeringan minyak/oli kompresor
yang akhirnya kompresor menjadi macet
2.2
Soldering dan Flarring
Fitting
Soldering fitting adalah accessories pemipaan yang berguna untuk membantu
melakukan sambungan dan pencabangan dengan cara pengelasan. Beberapa jenis
soldering fitting yang sering digunakan adalah : Socket (coupling) Socket
adalah salah satu jenis accessories pemipaan, dimana fungsi dari socket ini
adalah untuk membantu melakukan penyambungan 2 buah pipa yang berdiameter sama.
Ukuran socket mengikuti ukuran pipa tembaga lunak tetapi dinyatakan dengan
ukuran diamter dalam atau ID.
Reducing Socket
Reducing
socket adalah salah satu jenis accesoris pemipaan, dimana fungsi dari reducing
socket ini untuk membantu melakukan penyambungan 2 (dua) buah pipa yang
diameternya berbeda. Ukuran reducing socket sama seperti ukuran pipa tembaga.
Bengkokan pipa (Elbows)
Di
pasaran elbow tersedia dengan berbagai jenis, diantaranya ada elbow 450 , 900 ,
dan ada pula yang radius bengkokannya 1800 .
Socket Cabang T
Untuk
membuat pencabangan pipa saluran mesin pendingin baik itu untuk menempatkan
alat ukur tekanan rendah maupun tekanan tinggi atau pemasangan pentil atau
komponen lainnya, maka disini diperlukan suatu alat accessories yang disebut
dengan socket cabang T.
2.3.
Flare Fitting
Flare
fitting adalah salah satu accessories pemipaan yang berfungsi untuk membantu
melakukan penyambungan pipa yang tidak permanent, baik itu sambungan pipa
dengan pipa, maupun pipa dengan komponen yang lainnya seperti halnya dengan
filter dryer, sight glases, solenoid, atau stop kran. Perbedaan flare fitting
dan soldering fitting adalah terletak pada proses pengerjaannya saja, dimana
soldering fitting proses pengerjaannya dengan alat Bantu las (brasing) sedang
flare fitting tanpa pengelasan.
Flare nuts adalah salah atu accessories pemipaan yang merupakan pasangan dari double flare fitting dan mempunyai bentuk menyerupai Mur (Nuts), dimana fungsinya sama seperti flare fitting.
2.4. Peralatan Kerja Pipa
Pemotong pipa (tubing cutter)
Alat
pemotong pipa ada 2 macam yaitu tubing cutter dan gergaji (hacksaw). Yang perlu
diperhatikan pada saat memotong pipa adalah jangan sampai kotoran-kotoran masuk
dalam system waktu memotong pipa. Untuk memotong pipa dengan tubing cutter,
pipa dimasukan antara roller dan cutting whell. Tightening knob berfungsi untuk
menyesuaikan dengan diameter pipa yang dipotong
Bila
roda pemotong ditukar dengan roda penekan yang tumpul, maka fungsi tubing
cutter akan berubah menjadi memperkecil ujung diameter pipa, sehingga dapat
disambung dengan pipa yang lebih kecil.
Reamer dan Deburrer
Pipa
tembaga setelah dipotong ujungnya tidak rata pada bagian dalam maupun bagian
luarnya. Harus diratakan dengan reamer.
Pengerjaan
membersihkan ujung pipa setelah dipotong sangat penting sebelum pipa
dikembangkan (flare) atau dibesarkan (swage). Pisau pada reamer dan deburrer
dibuat dari baja yang dikeraskan. Dipakai untuk meratakan ujung pipa yang telah
dipotong. Dapat untuk meratakan ujung pipa dari 3/16 s.d. 1.1/2 ― pada bagian
dalam dan bagian luarnya. Pemotong pipa ada juga yang dilengkapi dengan pisau
reamer (reamer blade) dan kikir.
Flaring Tool
Alat
ini berfungsi untuk mengembangkan diameter ujung pipa agar dapat disambungkan
dengan sambungan berulir (flare fitting).
Flaring
tooll terdiri dari 2 buah block yang disatukan dengan baut dan mur kupukupu
(wing nut). Kedua penjepit ini diberi lubang dari beberapa ukuran pipa 3/16‖
s.d. 5/8‖. Sebuah joke ujungnya bercabang dapat diselipkan pada penjepit
tersebut. Pada bagian atas joke mempunyai sebuah baut yang panjang. Pada bagian
atas baut diberi batang pemutar dan pada bagian bawah diberi sebuah flare cone
(spinner). Flare cone tersebut berbentuk kerucut dengan sudut 45o untuk menekan
dan mengembangkan ujung pipa.
Swaging Tool
Untuk
membesarkan ujung pipa, agar dua buah pipa yang sama diameternya dapat
disambung dengan solder timah atau las perak. Panjang sambungan untuk tiap pipa
berbeda, pada umumnya diambil sepanjang diameter dari pipa yang akan disambung.
Swagging tool ada 2 macam : 1. Model dipukul (Punch type) 2. Model diputar
(Screw type) Pemakaiannya hampir sama dengan flaring tool. Di sini flare cone
ditukar dengan swaging punch (swaging dies atau swage adaptor).
Pembengkok pipa (Tube Bender)
Untuk
membengkok pipa tembaga lunak. Pipa 3/16‖ dan ¼‖ dapat dibengkok dengan tangan
tanpa memakai alat, tetapi dengan mempergunakan alat pembengkok pipa akan
diperoleh hasil bengkokan yang tepat dan rapi. Alat pembengkok pipa juga dapat
menghindarkan pipa menjadi gepeng dan rusak. Alat pembengkok pipa ada 2 macam :
1.
Dengan rol dan tuas (Lever type tube bender)
2.
Dengan pegas (Spring type tube bender)
Pembengkok pipa dengan rol dan tuas
Alat
pembengkok type ini dapat membuat bengkokan pipa dengan radius tertentu sesuai
dengan diameter dari rol, dapat membengkok pipa tepat pada tempatnya dan dapat
membuat sudut bengkokan dengan akurat dengan hasil bengkokan sangat baik. Dapat
membengkokan pipa dari 0 – 1800 . Alat pembengkok pipa pada gambar 4.8 A hanya
dapat membengkok satu macam ukuran pipa saja, sedangkan alat pembengkok pipa
kecil pada gambar 4.9 memiliki 3 atau 4 rol yang disatukan. Dapat untuk
membengkok pipa untuk berbagai ukuran diameter pipa, untuk pipa
3/16‖,1/4‖,5/16‖ dan 3/8‖.
Pembengkok pipa dengan pegas
Pembengkok
pipa tersebut ada 2 macam : Lilitan pegas di luar (Outside spring) dan lilitan
pegas di dalam (Inside spring). Yang pertama pipa dimasukan ke dalam pegas dan
untuk yang kedua pegas dimasukan ke dalam pipa. Inside spring hanya dapat
dipakai untuk membengkokan ujung pipa, sedangkan Outside spring dapat dipakai
untuk membengkokan semua bagian dari pipa.
Alat Pembuntu pipa (Pinch-Off
tool)
Alat
ini dipakai untuk membuntukan ujung pipa. Pembuntu pipa dibuat oleh beberapa
pabrik dengan bermacam-macam model, bentuk, dan sifat.
Yang
pertama berbentuk seperti tang penjepit yang berbentuk setengah bulatan
memanjang. Sangat praktis dan mudah dipakai untuk membuntukan pipa kapiler dan
pipa tembaga sampai ½‖. Setelah pipa dijepit sampai tidak bocor, pembuntu pipa
tersebut akan terus menjepit dan melekat pada pipa. Setelah pekerjaan selesai,
barulah vise-grip tersebut dilepas dari pipa. Yang kedua bentuknya lebih
spsesifik. Direncanakan untuk membuntukan sementara, setelah itu pipa dapat
dibulatkan kembali. Pipa dijepit seperti pada flaring tool. Alat tersebut juga
dilengkapi lubanglubang untuk membuka dan membulatkan kembali pipa yang gepeng.
Dapat dipakai untuk pipa ukuran : ¼‖, 5/16‖, 3/8‖, dan ½‖.
Tubing Piercing Valve (Line Tap
Valve)
Alat
ini berfungsi untuk membuat lubang saluran pada pipa. Alat ini dipasang pada
pipa dengan mur dan dilengkapi lubang yang dipakai untuk membuat lubang ke
pipa. Lubang ini berguna untuk pengisian, pemeriksaan, dan pembersihan system
pendingin.
Mengerjakan Pemipaan Refrigerasi
Dalam
pekerjaan pemipaan seorang teknisi selain diharuskan memiliki peralatan yang
lengkap juga harus memiliki skill dan menguasai teknik pemipaan, dari mulai
memotong pipa, membengkok, menyambung, hingga ke perakitan system. Karena mesin
pendingin kalu kita amati secara langsung terdiri dari susunan pipa-pipa yang
menghubungkan komponen mesin pendingin. Seperti telah diterangkan dalam bahan
sebelumnya, bahwa mesin pendingin kalau kita lihat secara langsung, maka yang
kita lihat hanya merupakan susunan atau instalasi pipa-pipa yang menghubungkan
setiap komponen mesin pendingin. Sudah barang tentu di dalam penginstalasian
pipa-pipa tersebut seorang teknisi dihadapkan ke berbagai permasalahan, seperti
halnya :
· Bagaimana cara memotong pipa
yang baik dan benar ?
· Bagaimana cara membengkok pipa ?
· Bagaimana cara menyambung pipa
Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, maka pada bagian ini akan dibahas
mengenai cara-cara atau teknik pengerjaan pipa.
2.5.
Kerja Pemipaan Refrigerasi
Memotong pipa
Karena
di dalam pekerjaan yang kita hadapi adalah pipa-pipa yang lunak, maka dalam
mengerjakannya harus ekstra hati-hati. Untuk mendapatkan hasil potongan pipa
yang baik, kita harus menggunakan alat yang sesuai, dalam hal ini alat pemotong
pipa khusus yaitu tubing cutter. Prosedur Pemotongan Pipa
1.
Luruskanlah pipa yang masih dalam bentuk rol/gulungan dengan hati-hati, jangan
sampai bengkok.
2.
Ukurlah panjang pipa yang akan dipotong dan beri tanda yang jelas.
3.
Letakan pipa yang akan dipotong tersebut pada rol beralur yang ada pada tubing
cutter, putarlah knob pengatur tekanan pisau sehingga pisau pemotong menyentuh
pipa dan tepat pada tanda ukuran yang telah dibuat.
4.
Putarlah pemotong pipa ini secara mengelilingi pipa sampai putaran terasa
ringan, setelah itu putarlah knob pengatur tekanan pisau ¼ atau ½ putaran .
5.
Ulangi langkah 4 tadi sampai pipa tadi selesai dipotong, setelah pipa terpotong
selanjutnya bersihkanlah kedua ujung pipa tadi dari serbuk-serbuk pipa atau
permukaannya tidak rata atau tajam dengan menggunakan reamer.
Membengkok Pipa
Untuk
mendapatkan efek bengkokan, dapat digunakan dua cara yaitu menggunakan elbow
atau dengan cara membengkokkan pipa. Seperti telah kalian ketahui, alat
pembengkok yang ada di pasaran ada dua, yaitu (1) type bending spring, dan (2)
type lever bender.
Bending spring (pembengkok pipa
spiral)
Bending
spring ini adalah alat pembengkok pipa yang konvensional, dimana hasil
bengkokannya tidak dapat serapih mungkin dibanding dengan pembengkok type lever
bender.
Pembengkok
pipa type ini banyak dijual dipasaran dengan bermacam-macam ukuran, disesuaikan
dengan ukuran pipa yang ada. Diameter luar dan diameter dalam dari pembengkok
pipa type spiral ini dapat dipergunakan untuk membengkokan 2 (dua) macam ukuran
pipa yang berdiameter tertentu, sebagai contoh : Pembengkok pipa spiral untuk
ukuran diameter pipa ¼‖ dapat juga digunakan untuk membengkok pipa yang
berukuran ½‖. Caranya adalah kalau pipa yang dibengkokan berukuran ¼‖ maka pipa
yang akan dibengkok dimasukan ke dalam pembengkoknya, tetapi jika pipa yang
akan dibengkokan berukuran ½‖ maka pembengkoknya dimasukan ke dalam lubang
pipanya. Dan biasanya pembengkok pipa spiral ini digunakan hanya untuk membuat
bengkokan yang dekat dengan ujung pipa yang dibuat flaring.
Adapun
langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
1.
Berilah tanda ukuran pipa yang akan dibengkokan
2.
Masukan pipa yang akan dibengkokan ke lubang pembengkok spiral
3.
Letakan pembengkok spiral itu, sehingga tengah-tengah pembengkok itu kirakira
berada pada tanda ukuran pipa yang akan dibengkokan
4.
Peganglah kedua ujung pembengkok itu seperti gambar di atas
5.
Lakukanlah penekanan secara perlahan-lahan kearah bagian dalam, sampai
membentuk bengkokan yang diharapkan. Dengan catatan radius bengkokan tidak
boleh kurang dari 5 kali diameter pipa
6.
Perbaikilah hasil bengkokan itu dengan cara memijit-mijitnya dengan ibu jari
secara perlahan
7.
Jika pekerjaan pembengkokan pipa telah selesai cabutlah pembengkok spiralnya.
Lever Bender
Pembengkok
pipa type ini adalah alat pembengkok pipa yang akurat, dimana pembengkok ini
dapat membengkokan pipa dengan radius bengkokan yang relative kecil dan membuat
sudut bengkokan sesuai dengan yang diharapkan, karena dilengkapi dengan ukuran
sudut bengkokan. Dengan demikian hasil bengkokan akan lebih baik dan rapi
Pembengkok pipa type ini banyak sekali jenisnya, diantaranya ada yang bentuk
single dan triple, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini : Pembengkok
pipa ini dapat digunakan untuk membengkokan pipa tembaga, alluminium, baja dan
baja stainless.
Prosedur
menggunakan alat lever bender :
1.
Berilah tanda ukuran pipa yang akan dibengkokan
2.
Pilihlah pembengkok pipa yang sesuai dengan ukuran pipa yang akan dibengkokan
3.
Letakan pipa yang akan dibengkokan pada alur yang telah tersedia pada
pembengkok pipa, seperti gambar berikut :
4.
turlah posisi pipa sehingga tanda tadi benar-benar tepat pada tanda penyidik
(skala), dimana jika ukuran yang ditentukan anda tempatkan di sebelah kiri maka
tanda ukuran tadi harus anda tempatkan tepat garis bertanda L pada handle
pembengkok tersebut, jika sebaliknya maka ukuran tadi harus anda tempatkan
tepat tanda garis R pada handle pembengkok.
5.
Putarlah handle pembengkok secara perlahan-lahan sambil memperhatikan skala
tanda sudut bengkokan
6.
Jika skala tanda sudut bengkokan telah mencapai sudut bengkokan yang diminta, maka
berhentilah menekan handle, lalu dengan perlahan angkatlah handle tadi.
7.
Ambilah pipa yang telah dibengkokan tadi dari pembengkok pipa tersebut
8.
Proses pembengkokan pipa telah selesai
Menyambung Pipa dengan Sistem
Flaring
Flaring
Sambungan dengan system flaring adalah salah satu cara system penyambungan pipa
dengan system penjepitan bibir pipa yang telah dikembangkan dengan fitting
dengan menggunakan flare nuts.
Untuk
melakukan penyambungan pipa dengan system flaring terlebih dahulu ujung pipa harus
dibuat mengembang dengan menggunakan flaring tool.
Prosedur
penggunaan flaring tool Untuk mendapatkan hasil flaring yang baik ada beberapa
langkah yang harus diikuti, sebagai berikut :
1.
Masukan flare nuts terlebih dahulu pada ujung pipa yang akan diflaring, dan
diperiksa kembali apakah ujung pipa yang akan di flaring sudah dibersihkan atau
belum, jika belum bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan reamer atau
kikir. Seperti diperlihatkan pada gambar berikut
2.
Letakan pipa pada blok penjepit. Sebelum dikerakan aturlah ujung pipa tersebut
sehingga ujung pipa tadi menonjol keluar kira-kira 1/3 dari kedalaman lubang
miring dari lubang blok flaring atau sekitar 3 mm di atas block.
3.
Keraskanlah mur kupu-kupu (wing nuts) yang ada pada blok flaring, secukupnya
sehingga dapat memegang pipa dengan kokoh.
4.
Sebelum yoke (kaki) flaring dipasangkan di atas blok flaring terlebih dahulu
berilah sedikit minyak kompresor pada kerucutnya (cone), dengan demikian akan
mengurangi gesekan kerucut dengan dinding pipa, setelah itu masukan yokenya,
seperti pada gambar berikut ini.
5.
utarlah handle pemutar batang cone secara perlahan-lahan sampai menyentuh ujung
pipa, setelah itu putarlah kira-kira ¼ atau ½ putaran lalu kendorkan lagi,
lakukanlah cara tersebut berulang-ulang hingga proses pembuatan flaring selesai
6.
Periksalah hasil dari pembuatan flaring tersebut, jika hasilnya kurang baik
akan mengakibatkan terjadinya kebocoran pada system.
Sistim Brasing dan Soldering
Penyambungan
pipa dengan sistim brazing dan soldering dilakukan dengan menggunakan
accessories pipa yang disebut socket atau coupling, dan dengan membuat fungsi
socket sendiri melalui pekerjaan yang disebut swage dengan alat swagging tool,
sebenarnya alat ini masih merupakan kesatuan dengan flaring tool hanya
mengganti cone (kerucut) dengan Punch (plag). Cara penggunaannya sama seperti
flaring tool, akan tetapi yang berbeda hanya pada langkah nomor 2, dimana ujung
pipa harus dikeluarkan di atas blok penjepit sekitar 1 (satu) kali diameter
pipa yang akan di swagging, seperti halnya diperlihatkan pada gambar berikut :
Brazing dan Soldering
Brasing dan soldering adalah penyambungan dua
buah logam atau lebih, baik itu logam sejenis maupun tidak sejenis dengan
menggunakan bahan tambah di mana titik cairnya jauh lebih rendah dibanding
dengan titik cair logam yang akan disambung. Kalau Welding adalah penyambungan
dua buah logam atau lebih baik itu logam sejenis maupun yang tidak sejenis
dengan menggunakan alat pemanas yang temperaturnya sangat tinggi sehingga dapat
mencairkan kedua logam tersebut dan dapat menyatukan kedua logam tersebut.
Perlengkapan
untuk brasing maupun soldering pada dasarnya sama, hanya berbeda pada proses
pengerjaannya saja, karena yang banyak dihadapi dalam pekerjaan mesin pendingin
adalah pekerjaan brasing maka untuk kesempatan ini kita mencoba membahas
bagaimana cara-cara melakukan proses brasing tersebut. Dimana cara penyambungan
pipa dengan system brasing ini akan relatif lebih murah jika dibandingkan
dengan istem flaring, terlebih jika pipa yang akan dikerjakan/disambung
berdiameter di atas ¾ ―, dimana untuk ukuran ini system flaring sudah tidak
praktis lagi untuk digunakan.
BAB III
EVALUASI
1. Jelaskan proses pemipaan pada refrigerator
2. Sebutkan peralatan yang
digunakan untuk proses pemipaan beserta fungsinya
3. Apa yang dimaksud
dengan proses brazing dan Soldering?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem Flaring?
BAB IV
PENILAIAN
2.
Penilaian
pengetahuan
a.
Kisi-kisi Soal Pengetahuan
Kompetensi
Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Tujuan Pembelajaran
|
Indikator Soal
|
Jenis Soal
|
Soal
|
Menjelaskan pekerjaan dasar instalasi pemipaan refrigerasi
|
1.
memahami dasar instalasi pemipaan refigrasi
2. Menyebutkan bahan – bahan pemipaan
refigrasi
|
Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu :
1. memahami dasar instalasi
pemipaan refigrasi
2. Menyebutkan bahan – bahan pemipaan refigrasi
|
Siswa dapat memahami dasar instalasi pemipaan refigrasi dan menyebutkan
bahan – bahan pemipaan refigrasi
|
Tes ttertulis
|
1. Jelaskan proses pemipaan pada
refrigerator
2 Sebutkan peralatan yang digunakan untuk proses
pemipaan beserta fungsinya
3. Apa yang dimaksud dengan proses brazing
dan Soldering?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem Flaring?
|
b. Rubrik
Penyajian Pembuatan Teks Negosiasi
No.
|
Nama
siswa/
kelompok.
|
Jelaskan proses pemipaan pada refrigerator
|
Sebutkan peralatan yang digunakan untuk proses
pemipaan beserta fungsinya
.
|
Apa
yang dimaksud dengan proses brazing dan Soldering?
|
Apa yang dimaksud dengan sistem Flaring?
.
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
2
3
4
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
:
Indikator
penilaian pengetahuan
1. Jelaskan proses pemipaan pada refrigerator
a.
Jika menjawab 6 struktur dengan benar skor 4
b.
Jika menjawab 5 struktur dengan benar skor 3
c.
Jika menjawab 4 struktur dengan benar skor 2
d.
Jika salah jawabannya skor 1
2.
Sebutkan peralatan yang
digunakan untuk proses pemipaan beserta fungsinya
a.
Jika menjawab 5 struktur dengan benar skor 4
b.
Jika menjawab 3 struktur dengan benar skor 3
c.
Jika menjawab 3 struktur dengan benar skor 2
d.
Jika menjawab 2 struktur dengan
benar skor1
3. Apa yang dimaksud
dengan proses brazing dan Soldering?
a.
Jika
menjawab 4 struktur dengan benar skor 4
b.
Jika menjawab 3 struktur dengan benar skor 3
c.
Jika menjawab 2 struktur dengan benar skor 2
d.
Jika menjawab 1 struktur dengan
benar skor1
4. Apa yang dimaksud dengan sistem Flaring?
a.
Jika menjawab 3 jenis negosiasi dengan benar skor 4
b.
Jika menjawab 2 jenis negosiasi dengan benar skor 3
c.
Jika menjawab 1 jenis negosiasi dengan benar skor 2
d.
Jika jawaban salah skor1
Rumus Konversi Nilai,
Jumlah skor yang di peroleh
Nilai =
x 5 =
Jumlah skor maksimal
3. Penilaian Keterampilan
a.
Instrumen
Penyajian Pembuatan Teks Negosiasi
NO
|
Nama Siswa
|
Aspek
yang dinilai
|
Nilai Akhir
|
||||
Isi
|
Struktur
Teks
|
Kosakata
|
Kalimat
|
Mekanik
|
|||
30
|
20
|
20
|
20
|
10
|
|||
1
|
Rifky
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3.67
|
2
|
Riska
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3.30
|
3
|
Yuli
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3.40
|
4
|
Zian
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2.00
|
Contoh
Pengolahan Nilai
Nilai
Akhir Rifky
= (4x30)+(4x20)+(3x20)+(4X20)+(3X10)
= 92,5 = 3.67
4
Nilai
Akhir Riska
= (4x30)+(3x20)+(3x20)+(3X20)+(3X10)
= 82,5 = 3.30
4
Nilai
Akhir Yuli
= (3x30)+(4x20)+(3x20)+(4X20)+(3X10)
= 85
= 3.40
4
Nilai
Akhir Zian
= (2x30)+(2x20)+(2x20)+(2X20)+(2X10)
= 50 = 2.00
4
b.
Rubrik Penilaian Keterampilan
Aspek
|
Skor
|
Kriteria
|
Isi
|
4
|
menguasai topik tulisan; substantif;;
relevan dengan topik yang dibahas
|
3
|
cukup menguasai permasalahan; cukup
memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang
terperinci
|
|
2
|
penguasaan permasalahan terbatas;
substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai
|
|
1
|
tidak menguasai permasalahan; tidak
ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai
|
|
Struktur
|
4
|
ekspresi lancar; gagasan
terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis (abstraksi
orientasi krisis reak si koda); kohesif
|
3
|
kurang lancar; kurang
terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis,
tetapi tidak lengkap
|
|
2
|
tidak lancar; gagasan kacau
atau tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis
|
|
1
|
tidak komunikatif; tidak
terorganisasi; tidak layak dinilai
|
|
Kosakata
|
4
|
penguasaan kata canggih;
pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan
register tepat
|
3
|
penguasaan kata memadai;
pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ ungkapan kadang-kadang salah, tetapi
tidak mengganggu
|
|
2
|
penguasaan kata terbatas;
sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan;
makna membingungkan atau tidak jelas
|
|
1
|
pengetahuan tentang kosakata,
ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai
|
|
Kalimat
|
4
|
konstruksi kompleks dan
efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi
kata, artikel, pronomina, preposisi)
|
3
|
konstruksi sederhana, tetapi
efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah
kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina,
preposisi), tetapi makna cukup jelas
|
|
2
|
terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat
negasi, urutan/ fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan;
makna membingungkan atau kabur
|
|
1
|
tidak menguasai tata kalimat;
terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai
|
|
Mekanik
|
4
|
menguasai aturan penulisan;
terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraf
|
3
|
kadang-kadang terjadi
kesalahanejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf,
tetapi tidak mengaburkan makna
|
|
2
|
sering terjadi kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan
tidak jelas; makna membingungkan atau kabur
|
|
1
|
tidak menguasai aturan
penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital,
dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai
|
Nilai total
adalah penjumlah nilai dari kelima aspek (isi, struktur, kalimat, kosakata dan
mekanik). Nilai total dalam bentuk ratusan dikonversi kedalam bentuk 1 s.d. 4
c.
Konversi
Skor
Interval
Skor
|
Hasil
Konversi
|
Predikat
|
Kriteria
|
96-100
|
4.00
|
A
|
SB
|
91-95
|
3.67
|
A-
|
|
86-90
|
3.33
|
B+
|
B
|
81-85
|
3.00
|
B
|
|
75-80
|
2.67
|
B-
|
|
70-74
|
2.33
|
C+
|
C
|
65-69
|
2.00
|
C
|
|
60-64
|
1.67
|
C-
|
|
55-59
|
1.33
|
D+
|
K
|
<54 o:p="">54>
|
1.00
D
Sumber : SK Dirjen Dikmen No 781
tahun 2013 tentang LCK SMK.
DAFTAR PUSTAKA
McQuiston, Parker and Spitler, Heating Ventitalting,
and Air Conditioning,
Analysis and Design, 2005, 6th Ed.,
John Wiley & Sons, Inc.
Althouse, Turnquist, Bracciano, 2003, Modern
Refrigeration & Air Conditioning,
Instructor Manual with answer Key, The
Goodheard-Willco
Company, USA
Goliber, Paul F., 1986, Refrigeration Servicing,
Bombay, D.B. Taraporevala Son & Co Private L.td
Harris, 1983, Modern Air Conditioning Practice,
Third Edition, Mc.Graw - Hill
International Book Company
Althouse, Andrew D., 2003, Modern Refrigeration
& Air Conditioning,
The Goodhard-Willcox Company, USA
John Tomczyk, Troubelshooting & Servicing Modern
Refrigeration & Air
Conditioning System,
Dossat, Roy J., 1980, Principles of
Refrigeration, Second Edition, SI Version, Jonh wiley & Son Inc., New York,
USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar